Al Husna Hilangkan Pradigma Gaptek Untuk Santri

Share This Post

Mulazamah seringkali dinilai kurikulum pendidikan yang kolot ketika dihadapkan dengan kemajuan zaman. Istilah santri sorogan tentunya sudah lama terdengar dalam telinga masyarakat.

Tipe kurikulum seperti ini dapat mudah dijumpai dalam kurikulum pondok pesantren, namun sayangnya penilaian masyarakat terhadapnya sering sekali bernada negatif.

Masyarakat menilai bahwa santri yang ada didalam pondok pesantren itu tidak tahu menahu untuk istilah keilmuan dunia baik saintek maupun soshum.

Memang benar porsir keilmuan dunia rata rata didalam pondok lebih sedikit karena memang mengedepankan keilmuan keagamaan utamanya.

Namun hal itu bukan berarti meniadakan atau tidak menganggap penting keilmuan dunia, jika memang para santri tidak menganggap keilmuan dunia itu tidak penting lantas apa arti kemerdekaan Indonesia yang banyak bagiannya dilakoni oleh para santri dan kyai.

Mainset porsir keilmuan duniawi dalam pondok pesantren bukan dibatasi, melainkan dipilah mana bagian yang paling utama dan bagaimana caranya agar keilmuan tersebut dapat diserap santri secara ringkas dan jelas.

Keilmuan duniawi juga dapat membantu para santri untuk lebih mentadabburi dari ayat ayat Allah sehingga dapat disimpulkan keilmuan dunia didalam pondok dipilah berdasarkan korelasinya antara dunia dan wasilah menuju ukhrowi.

Alhamdulillah hadirnya Pondok pesantren Al Husna di Jonggol ini memiliki misi yang sejalan dengan zaman, salah satunya berbunyi “menciptakan dai yang kompeten dengan perkembangan zaman”.

Dai atau kata dasar dari da’a yang berarti menyeru, tentunya kita tidak bisa samakan sepenuhnya cara atau toriqoh da’wah zaman dahulu dan saat ini.

Maka dari itu Al Husna hadir membawa kurukulum pembaharu yang disebut semi mulazamah dengan inti bagaimana mendidik para santri menjadi da’i namun tidak lupa dengan kehidupan di dunianya.

Diantara cara untuk menyeimbangkan para santri dalam zamannya, Al Husna menghadirkan jam tambahan bagi para santri yang sudah masuk dalam marhalah wustho tsani atau setara SMA untuk tidak anti dengan teknologi.

Para santri diajarkan bagaimana perangkat teknologi itu digunakan baik dan benar serta membukakan mata bahwa zaman ini tidak bisa lari dari yang namanya teknologi.

Kegiatan ini dilaksanakan sepekan sekali tentunya dibimbing oleh para asatizah yang kompeten dibidang tersebut sehingga dapt terkontrol dan dengan harapan dapat mencapai hasil yang maksimal dan barakah.

Kegiatan komputerisasi ini diadakan di ruangan khusus multimedia yang memang sudah dipersiapkan oleh pondok pesantren yang dibantu juga pembangunan bangunan dan perangkatnya oleh para muwaqqif.

Kegiatan komputerisasi ini dinilai cukup efektif dalam membangun jiwa santri yang mandiri dan kompeten pada zamannya ketika nanti sudah bermasyarakat luas.

Mari bergabung bersama kami dengan motto membina generasi qur’ani, segera daftarkan ananda melalui link dibawah ini.

www.alhusnajonggol.site/pendaftaran

Cag! (R/AM)

Jelajahi lebih Bayak

Mari bergabung bersama kami

Membina generasi Qur'ani